LATAH adalah respon reflektif berupa perkataan atau perbuatan yang
tidak terkendali yang terjadi ketika seseorang merasa kaget. Latah bukanlah
penyakit mental, tapi lebih merupakan kebiasaan yang tertanam di pikiran bawah
sadar. Latah memang bukan gangguan psikologis yang serius dan malah banyak
orang menganggapnya sebagai hiburan atau sesuatu yang lucu. Namun jika Anda
ingin tampil berwibawa atau jika Anda tidak ingin lagi menjadi bahan godaan /
tertawaan orang lain, maka Anda harus menghilangkan kebiasaan latah
Anda.penyakit latah disebut juga "Culture Bound Syndrome".
Setiap orang latah punya respon yang berbeda-beda dalam
bereaksi terhadap stimulus yang mengagetkan, diantarnya :
- Mengulangi perkataan orang lain
- Meniru gerakan orang lain
- Mengucapkan kata-kata tertentu berulang-ulang (biasanya kata-kata jorok)
- Melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti "jongkok" atau "loncat", dia akan melakukan perintah itu seketika
Penyebab utama latah adalah kecemasan atau tertekan
gara-gara stres. Ada beberapa teori yang menyebabkan timbulnya gangguan latah,
yaitu :
Teori
Pemberontakan. Dalam kondisi latah, seseorang
bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini
semacam gangguan tingkah laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang
tidak terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
Teori Kecemasan. Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori Pengondisian. Inilah yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut "latah gaul".
Teori Kecemasan. Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori Pengondisian. Inilah yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut "latah gaul".
MACAM – MACAM LATAH
Ekolalia : mengulangi perkataan
orang lain
Ekopraksia : meniru gerakan orang
lain
Koprolalia : mengucapkan kata-kata
yang dianggap tabu/kotor
Automatic obedience : melaksanakan
perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita
dikejutkan dengan seruan perintah seperti "sujud" atau
"peluk", ia akan segera melakukan perintah itu.
Bahaya Latah
Latah sangat menyiksa jika mengobservasi penderitanya. Mereka kelihatan sangat terganggu dengan segala tingkah lakunya yang repetitif baik dari segi verbal maupun motorik. Bahaya lainnya adalah :
Eh
Copot-Copot ... Gue Cakar, Gue Tampar, Gue Gampar Loe ... Astajim ... Maaf
... Elo Sih Bikin Kaget Gue :)
|
- Mengekang Kreatifitas. Karena kita sudah terbiasa untuk meniru orang lain, berbuat seperti orang lain bertingkah laku. akhirnya kita kehilangan daya untuk "mencipta" hal-hal yang baru, yang lebih segar dan kita akan mapan dengan kejumudan. "be a leader dont be a follower"
- Mengikis keberagaman. Jangan harap menemukan hal-hal "baru" jika budaya ini terlanjur menjadi akut. semua orang akan memilih untuk seragam ketimbang bersusah payah membuat hal yang sama sekali lain. Bisa-bisa slogan kita akan berubah dari "walaupun berbeda namun tetap satu jua" menjadi "walaupun satu asalkan berbeda-beda". Baik Buruknya Tergantung Peniruan Menurut Evi Elviati, Psi., psikolog dari Essa Consulting Group, baik buruknya anak bersikap latah terhadap sang teman tergantung apa yang ditirunya. Jika sifatnya negatif, maka orang tua harus segera menghentikan dengan memberinya penjelasan kepada anak. Sebaliknya, jika yang dicontoh adalah hal-hal positif, maka orang tua justru harus memberikan dukungan agar anak terus melakukan hal itu.
- Latah adalah tingkah laku yang bisa dipelajari sehingga dapat menyebar ke orang-orang disekitarnya.
- Membuat komunikasi dan tingkah laku kelihatan kurang etis jika menderita latah.
- Jika terjadi pada anak, akan menjadi ajang cemoohan bagi teman-temannya, sehingga anak akan menarik diri dari pergaulan sosialnya atau minder.
Latah Lebih Mudah / Banyak Terjadi
Kepada Kaum Perempuan
Ada beberapa fenomena menarik dari penyakit latah yakni penderitanya umumnya berada pada level usia dewasa awal (sekitar 18 tahun ke atas) dan juga mayoritas penderitanya adalah kaum perempuan.
Mengapa demikian dan benarkah latah hanya menyerang perempuan?
Secara umum, di usia dewasa awal, orang sudah mulai mengembangkan diri, mulai mengenal banyak orang, serta membangun dan mengembangkan pergaulan atau "network". Proses awal mengenal, memasuki dan mengadaptasikan diri dengan lingkungan (khususnya lingkungan baru) sering kali membuat seseorang merasa bingung, harus bersikap bagaimana dan berkata apa. Kondisi ini bisa menjadi tekanan yang berulang, sehingga muncullah perilaku latah. Hal seperti ini sama halnya dialami oleh orang yang gagap ketika ia merasa gugup.
Dalam kehidupan sosial, kaum perempuan memang lebih banyak mengalami latah. Kalaupun ada laki-laki yang mengalami latah, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan perempuan. Umumnya, laki-laki yang mengalami latah juga memiliki kecenderungan bersikap agak feminim atau agak kewanita-wanitaan. Mengapa demikian?
Berdasarkan tinjauan psikologis, kaum perempuan lebih bersifat "drama queen" dan sensitif terhadap hal atau keadaan yang menyentuh perasaannya. Salah satu tanda yang berhubungan dengan kelatahan perempuan ialah kaum perempuan lebih senang dirinya menjadi pusat perhatian, sehingga kadangkala perempuan bertindak jauh di luar nalar logisnya, mau melakukan apapun untuk bisa diterima oleh lingkungannya. Tidak jarang mereka sengaja atau ikut-ikutan latah agar diterima dan diakui oleh komunitasnya.
Di sisi lain, faktor tersebut juga menunjukkan tanda lainnya, seperti melebih-lebihkan sesuatu atau mendramatisasi keadaan. Hal ini disebabkan oleh faktor lebih menonjolnya sisi emosionalitas kaum perempuan, sehingga kadangkala permasalahan yang tidak begitu berat disikapi dengan cara yang berlebihan. Perilaku yang berlebihan ini, jika terus berkembang dalam diri seseorang, maka lama kelamaan ia bisa menjadi faktor pemicu munculnya gangguan kepribadian histrionic bahkan bisa sampai terkena gangguan kejiwaan skizoferenia, meskipun tidak semua penderitanya menjadi terkena skizoferenia.
Berbeda dengan kaum pria. Mereka jarang yang mengalami gangguan kepribadian tersebut, karena para pria lebih cuek daripada wanita. Pria juga lebih menggunakan pikiran rasional dibandingkan emosional. Kebanyakan pria akan mencari sisi logis dari segala permasalahan. Jika sisi logika sudah digunakan maka sudah keluar dari alam bawah sadar, sehingga tidak ada hal yang di repressed lagi. Karena itu, gejala umum yang terjadi, kaum pria jarang terkena latah, kecuali pria yang sering bergaya agak kewanita-wanitaan.
Penyebab utama latah erat kaitannya dengan kondisi ketenangan seseorang dalam menghadapi lingkungan sekitarnya. Rasa cemas yang tinggi atau kekhawatiran berlebihan yang dialami seseorang. Kecemasan akan sesuatu akan mempengaruhi pikiran seseorang, sehingga pikirannya terfokus kepada hal yang dicemaskannya. Kondisi ini menyebabkan sense of body control seseorang berkurang. Karena itu, bila seseorang itu terkena stimulus (yang mengagetkannya) sedikit saja, maka ia akan menjadi latah. Beberapa psikolog menyatakan bahwa latah juga bisa disebabkan oleh adanya keinginan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga terpendam di alam bawah sadar. Hal ini biasanya berlanjut menjadi mimpi atau mengigau.
Penanganan / Penyembuhan
Syarat munculnya latah adalah adanya keterkejutan. Untuk mengurangi dan menyembuhkan latah, ia harus bisa menemukan ketenangan hidup. Misalnya, keluar dari rumah kalau orang tuanya kerap melakukan tekanan atau berganti bidang pekerjaan jika pekerjaannya itu membuatnya stres.
Untuk menyembuhkan si latah, lingkungan memang harus berempati. Ada penderita latah yang sembuh sendiri setelah berkeluarga dan hidup tenang. Selebihnya, penderita dianjurkan melakukan latihan relaksasi, meditasi, dan konsentrasi secara rutin. Kegiatan ini akan membantu penderita menuju kesembuhan. Dan, sering-seringlah melakukan aktivitas menyenangkan yang tidak membuat stres.
A. Hipnoterapi Sebagai Salah Satu
Alternatif Penyembuhan
Dalam sekali terapi selama 1-2 jam, kebiasaan latah biasanya sudah hilang sepenuhnya. Karena dengan hipnoterapi kami bisa langsung menjangkau sumber kebiasaan latah, yaitu pikiran bawah sadar. Dengan demikian kami bisa merubah perilaku kebiasaan latah yang tertanam di pikiran bawah sadar. Selain itu, Anda juga akan diberi sugesti agar tetap tenang ketika mengalami peristiwa yang mengagetkan.
Ada dua syarat yang harus Anda penuhi agar kebiasaan latah Anda bisa dihilangkan dengan cepat dan hasilnya permanen, yaitu :
- Anda harus sungguh-sungguh ingin berubah dan serius ingin menghilangkan kebiasaan latah Anda.
- Anda harus setuju untuk menganggap latah sebagai kebiasaan yang kurang baik dan merugikan diri sendiri. Kebiasaan latah akan sulit dihilangkan atau bisa saja kambuh sewaktu-waktu apabila Anda menganggap menjadi latah itu lucu, menguntungkan dan menyenangkan.
Jika Anda memenuhi 2 syarat di atas, maka latah yang Anda alami bisa disembuhkan dengan hipnoterapi. Tidak peduli separah apapun latah yang Anda derita, asalkan Anda serius ingin berubah, seketika Anda akan berubah.
Terapi puasa cukup populer di Eropa maupun AS. Kabar gembira lain, hasil riset terakhir membuktikan puasa yang dijalankan secata tepat dan benar, bisa berfungsi sebagai terapi bagi penderita latah. Ini bersumber kepada fakta bakti bahwa pausa dapat membuat seseorang lebih mampu menguasai dan mengendalikan diri.
B. Pendekatan Diri dan Lingkungan
Sebenarnya menghilangkan kebiasaan latah tidaklah mudah. Sudah banyak ahli yang menganjurkan penderita latah untuk berobat ke dokter, psikiater, atau psikolog. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan hipnoterapi. Tapi, kalau kadar "latah" kita masih dinilai ringan, cara-cara berikut ini bisa dilakukan:
- Tenang !. Pada dasarnya orang yang mudah latah itu gampang banget panik dan kaget. Biasakan diri untuk bisa bersikap tenang saat terjadi situasi-situasi yang menegangkan. Nah, ketika kaget, cobalah untuk tetap tenang. Caranya? Tarik napas panjang atau nyanyikan lagu-lagu yang menyenangkan.
- Bikin play rule. Janji pada diri sendiri untuk tidak latah saat sedang kaget, antara lain dengan menghukum diri sendiri setiap kali latah. Misalnya nih, kita bikin perjanjian bahwa setiap kali latah, maka dana untuk belanja sepatu lucu harus dikurangi sebanyak lima ribu rupiah.
- Help me, Guys !. Teman-teman mungkin nggak sadar betapa lelahnya menjadi seorang yang latah. Panik berlebihan, selalu terkaget-kaget, dan akhirnya sering jadi bahan olokan. Nah, kalau teman-teman mau sedikit menahan diri agar tidak mengejek atau mengerjai kita yang latah, maka usaha untuk sembuh dari latah pasti bisa berhasil.
C. Terapi Behavioristik
Terapi tingkah laku adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Terapi ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku kearah cara-cara yang lebih adaptaif. Pendekatan ini, telah memberikan sumbangan-sumbangan yang berarti, baik pada bidang-bidang klinis maupun pendidikan.
Behavioristik adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalil dasarnya adalah bahwa tingkahlaku itu tertib dan bahwa eksperimen yang dikendalikan dengan cermat akan menyingkap hukum-hukum yang mengendalikan tingkah laku. Behavioristik ditandai oleh sikap membatasi metode-metode dan prosedur-prosedur pada data yang dapat diamati.
Pendekatan behavioristik tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara langsung. Setiap orang dipandang memiliki kecenderungan-kederungan positif dan negatif yang sama. Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan social budayanya. Segenap tingkah laku manusia dipelajari. Meskipun berkeyakinan bahwa segenap tingkah laku pada dasarnya merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan lingkungan dan factor-faktor genetic, para behavioris pembuatan putusan sebagai salah satu bentuk tingkah laku. Pandangan para behavioris tentang manusia sering kali didistorsi oleh penguraian yang terlampau menyederhanakan tentang individu sebagai bidak nasib yang tak berdaya yang semata-mata ditentukan oleh pengaruh-pengaruh lingkungan dan keturunan dan dikerdilkan menjadi sekedar organisme pemberi respon. Terapi tingkah laku kontemporer bukanlah suatu pendekatan yang sepenuhnya deterministic dan mekanistik, yang meyingkirkan potensi para klien untuk memilih. Hanya "para behavioris radikal" yang menyingkirkan kemungkinan menentukan diri dari individu.
Ciri-Ciri Terapi Behavioristik
Terapi tingah laku, berbeda dengan sebagian besar pendekatan terapi lainnya, ditandai oleh :
- Pemusatan perhatian kepada tingkah laku yang tampak dan spesifik.
- Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment.
- Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah.
- Penaksiran objektif atas hasil-hasil terapi.
- Pada dasarnya, terapi tingkah laku diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Pernyataan yang tepat tentang tujuan-tujuan treatment dispesifikasi, sedangkan pernyataan yang bersifat umum tetang tujuan ditolak. Klien diminta untuk menyatakan dengan cara-cara yang konkret jenis-jenis tingkah laku masalah yang dia ingin mengubahnya.
Karena tingkah laku yang dituju dispesifikasi dengan jelas, tujuan-tujuan treatment dirinci dan metode-metode terapeutik diterangkan, maka hasil-hasil terapi menjadi dapat dievaluasi. Terapi tingkah lakumemasukkan criteria yang didefenisikan dengan baik bagi perbaikan atau penyembuhan. Karena terapi tingkah laku menenkankan evalusasi atas keefektifan teknik-teknik yang digunakan, maka evolusia dan perbaikan yang berkesinambungan atas prosesdur-prosedur treatment menandai proses terapeutik.
0 komentar:
Posting Komentar